Perbedaan Wewe Gombel dan Kalong Wewe, Hantu Indonesia yang Gemar Menculik Anak Kecil

Sab, 26 Apr 2025 pukul 03.14

Roovers mungkin tak asing dengan urban legend kalong wewe dan wew gombel. Ya, hantu ini terkenal di Indonesia terutama di kalangan masyarakat Jawa.

Tak sedikit masyarakat percaya kedua sosok ini gemar menculik anak kecil yang sedang berkeliaran sendirian di waktu maghrib, lho Roovers. Oleh sebab itu, umumnya orang tua suka menakut-nakuti anaknya dengan urban legend satu ini.

Sebagian masyarakat bahkan percaya kedua sosok itu sama, namun sebagian pula menganggap keduanya berbeda. Lantas, apa perbedaan wewe gombel dan kalong wewe ya Roovers? 

Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini.

Perbedaan Wewe Gombel dan Kalong Wewe

  1. Wewe Gombel

Konon, masyarakat percaya jika Wewe Gombel berasal dari Gunung Gombel. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa hantu yang satu ini gemar menculik anak kecil atau balita, Roovers. 

Hantu ini menculik anak kecil bukan tanpa tujuan atau hanya main-main saja, melainkan untuk mengingatkan ibu anak tersebut agar berpikir dan lebih baik lagi untuk menjaga anaknya.

Masyarakat menggambarkan wujud wewe gombel dengan wujud yang sangat buruk dan menjijikan. Hantu ini digambarkan memiliki buah dada yang menjuntai besar dan panjang. Bahkan, banyak sumber mengatakan bahwa buah dadanya sampai pusat perutnya.

Jika wewe gombel telah menculik anak kecil, dan anak tersebut sudah kembali maka si anak tidak akan bisa berbicara atau bisu selamanya. Masyarakat meyakini, hantu ini telah merusak suara si anak agar tidak bisa menceritakan bentuk wajah serta rupanya.

  1. Kalong Wewe

Berbeda dengan wewe gombel yang digambarkan menyerupai perempuan Roovers, menurut kisahnya kalong wewe berasal dari binatang asli yakni kalong seperti kelelawar raksasa. Hanya saja, banyak orang yang percaya bahwa hantu ini sebagai jelmaan bentuk dari pesugihan dengan siluman.

Meski begitu, hingga kini masyarakat lebih beranggapan kedua makhluk tersebut adalah mahluk yang sama dengan sebutan berbeda. Kalau menurutmu bagaimana Roovers?


 

Penulis: Asthesia Dhea Cantika