Mengenal Gunung Wijil Klaten, Tempat Ngalap Berkah dan Pesugihan
Sen, 5 Mei 2025 pukul 05.42
Sebagian orang mungkin tak familiar dengan tempat satu ini Roovers. Bukan gunung untuk pendakian, gunung Wijil sebenarnya terdiri dari sejumlah lokasi yang digunakan ngalap berkah.
Ngalap berkah sendiri adalah kegiatan yang dilaksanakan seseorang untuk mencari berkah melalui apa yang mereka percaya dapat mengabulkan permohonannya. Uniknya, tak setiap hari kegiatan tersebut dilakukan di tempat ini, melainkan di malam tertentu di penanggalan Jawa seperti malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon.
Berbentuk pemakaman, salah satunya tempat peristirahatan kerabat Keraton Surakarta, Astonohargo Mulyo Gunung Wijil menjadi spot favorit untuk ngalap berkah, Roovers.
Ini memang termasuk makam yang cukup terkenal dalam syiar Islam yakni makam Syeh Joko yang merupakan murid Joko Tingkir yang juga cikal bakal adanya makam ini.
Tak hanya itu, ada makam Ki Ageng Lokojoyo maupun makam Raden Ayu Yudorono yang merupakan makam Nyai Sedah Merah yang selama hidupnya tidak mempunyai suami.
Konon jika para peziarah yang ngalap berkah berhasil atau sukses, ia biasanya akan ditemui sosok hewan berbentuk anjing merah yang merupakan klangenan dari penghuni penguasa Gunung Wijil.
Hanya saja, ada sejumlah pantangan yang wajib dipatuhi para pengunjung yang ingin berziarah ke makam ini. Salah satunya pengunjung wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk ke makam.
Jika nekat dilanggar maka akan didatangi makhluk aneh dan mengerikan yakni manusia bersisik dan berkepala ular yang datang dalam mimpinya. Selain itu, juga ada larangan mengenakan perhiasan apa pun.
Di sekitar kompleks makam ini sendiri terdapat beberapa tanaman yang bernama Widoro. Tanaman ini dipercaya sebagai obat herbal bagi penderita sakit perut, mual-mual serta gejala masuk angin.
Menariknya lagi Roovers, pohon tersebut juga dipercaya memiliki aura gaib dari tokoh makam di kompleks, mengingat masyarakat sekitar menganggap kerabat keraton adalah titisan dari dewa. Sehingga makamnya dianggap masih mempunyai daya magis tertentu.
Saat berkunjung di kompleks pemakaman ini, kamu akan melihat dua lokasi dengan julukan golongan putih dan hitam. Golongan hitam adalah lokasi luar kompleks makam yang masih satu bukit dengan gua pesugihan yang terkenal sebagai lokasi buto ijo sebagai media pesugihan. Jaraknya sendiri kurang lebih 500 meter dari kompleks makam.
Batu yang berbentuk mirip buaya atau dalam bahasa Jawa watu boyo, konon sebagai kontak gaib dengan makhluk pesugihan salah satunya buto ijo saat bulan purnama.
Menurut mitos yang ada, pintu gua bisa terbuka sendiri dan bagi yang bisa melihat dari sisi gaib lokasinya gua ini mirip sebuah keraton yang indah.
Buto ijo sendiri adalah sosok dengan bentuk besar dan berkulit hijau serta memiliki taring gigi yang besar dan mata merah serta melotot. Konon, orang yang berani melakukan ritual di tempat ini harus berani mengikat kontrak gaib dengan tumbal tertentu seperti nyawa atau hal penting lainnya, demi keinginan cepat kaya.
Akan tetapi, orang yang datang ke lokasi gua ini untuk ritual harus membawa pemandu ritual pesugihan sendiri sebab tidak ada juru kuncinya. Mereka pun melakukan ritual dengan perjanjian dengan penunggu buto ijo sembari membawa sesaji mulai kemenyan dan kembang tiga rupa.
Menyeramkan bukan Roovers?
Penulis: Asthesia Dhea Cantika